Posts

BUDIDAYA UBI JALAR

Image
 PENDAHULUAN Batang ubi jalar tidak berkayu, herbaceous (banyak mengandung air), dan banyak percabangannya. Setiap batas ruas tumbuh daun, akar tunas,a tau cabang. Daun berbentuk bulat, menyerupai jantung atau seperti jari tangan Umbi ubi jalar berasal dari akr adventif dan akar organ penyimpanan yang membengkak. Akar yang berfungsi sebagai organ penyimpan ini (akar pensil) sudah mulai membengkak saat umur satu bulan. Kulit umbi ada yang bergetah banyak dan ada yang sedikit tergantung varietasnya. Ubi Gambar oleh マサコ アーント dari Pixabay AGROEKOLOGI Ubi jalar merupakan tanaman tahunan yang dibudidayakan sebagai tanaman setahun atau semusim. Ubi jalar menyukai cahaya, tetapi ada beberapa varieteas toleran terhadap naungan hingga 30-50%, terutama yang berdaun lebar. Ubi jalar membutuhkan tanah gembur dengan aerasi cukup untuk pertumbuhan umbi. Serta tidak tahan genangan karena mengakibatkan akar pensil kembali menyerabut, mendorong pemanjangan batang, atau membuat umbi membusuk bila genang

HIDROPONIK

Image
PENGERTIAN HIDROPONIK Hidroponik berasal dari kata Yunani, yaitu: hydro yang berarti air dan ponos yang artinya daya. Hidroponik juga dikenal sebagai soiless culture atau budidaya tanaman tanpa tanah. Jadi, hidroponik dapat diartikan sebagai budidaya tanaman yang memanfaatkan air dan tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam. MEDIA TANAM HIDROPONIK Beberapa media tanam yang digunakan pada hidroponik yaitu:  1. Rockwoll Rockwoll dibuat dengan melelehkan kombinasi batu dan pasir dan kemudian campuran diputar untuk membuat serat yang dibentuk menjadi berbagai bentuk dan ukuran. 2. Coconut Coir (Sabut Kelapa) Coconut Coir dikenal juga sebagai cocopeat, yaitu bahan sisa setelah serat telah dihapus dari kulit terluarnya dari kelapa. Coconut Coir bersimbiosis dengan jamur Trichoderma, yang berfungsi sebagai melindungi akar dan merangsang dan merangsang pertumbuhan akar. 3. Sekam padi Perlite adalah batuan vulkanik yang telah super panas menjadi kerikil kaca sangat ringan. Material ini juga

SILASE TONGKOL JAGUNG UNTUK PAKAN SAPI

Image
Pakan merupakan kebutuhan pokok dalam usaha peternakan. Manajemen pakan diperlukan untuk meningkatkan produktivitas ternak.  Terbatasnya ketersediaan pakan dapat menyebabkan turunnya produktivitas ternak seperti turunnya bobot badan, turunnya produksi susu, jeleknya kondisi tubuh induk. Untuk mengatasi kondisi tersebut, peternak perlu mencari alternatif pakan yang dapat dimanfaatkan pada musim kemarau ataupun mengelola hijauan makanan ternak dan mengolah limbah pertanian pada saat produksi berlebihan dengan cara fermentasi atau diawetkan. Salah satu limbah yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak adalah tongkol jagung. Pemanfaatan tongkol jagung yang umumnya adalah untuk bahan bakar, bioetanol setelah difermentasi, dan pemanfaatan sebagai pakan ternak belum banyak dikembangkan secara optimal. Hal ini dikarenakan kualitas yang relatif rendah seperti kadar protein rendah (2,94) dengan kadar lignin (5,2%) dan cellulose yang tinggi (30%) dan kecernaan ±40% , biasa digiling untung campu

BUDIDAYA CABE RAWIT

Image
PENDAHULUAN Cabai rawit (Capsicum  frustescens L.) merupakan tanaman semusim yang berbentuk perdu, dan mampu hidup lebih dari setahun. Tanaman cabai rawit memiliki nilai ekonomi cukup tinggi sehingga sangat prospektif untuk agribisnis. Gambar oleh Jill Wellington dari Pixabay SYARAT TUMBUH Tanaman cabai rawit tumbuh baik pada tanah yang : Berstruktur remah/gembur, lempung berpasir dan kaya bahan organik Ph 5,0 – 7,0 dan optimal 6,0-6,5. Bila pH dibawah 5,0 perlu ditambahkan kapur sebanyak 2-4 ton/ha/ penambahan kapur sangat tergantung dari pH tanah yang dikehendaki. Contoh pH tanah awal 5,0 sedang pH yang diinginkan 5,5, maka perlu ditambahkan kapur sebesar 2 ton/ha, sedangkan jika pH yang diinginkan 6,0, maka perlu ditambahkan kapur sebanyak 4 ton/ha Paling cocok ditanam pada dataran dengan ketinggian 0-500 meter dari permukaan laut (dpl) Curah hujan 600-1250 mm/tahun. Suhu udara rata-rata tahunan berkisar antara 18-30°C. Kelembaban 60-80%. PERSIAPAN TANAM Benih Keperluan benih ± 150

PESTISIDA NABATI

Image
Pestisida nabati diperlukan untuk mengendalikan jenis organisme pengganggu tanaman (OPT) tertentu. Disebut pestisida nabati karena dibuat dengan cara memanfaatkan bahan alami yang berasal dari tanaman (nabati).  KRITERIA BAHAN PESTISIDA NABATI Mudah didapat dalam jumlah dan kualitas yang diinginkan (dapat ditanam sendiri di polybag) Mudah dibuat ekstraknya dengan menggunakan pelarut air Kandungan senyawa pestisidanya harus efektif, mencapai 3-5% bobot bahan dasar Efektif terhadap OPT tertentu Bahan yang digunakan dapat dalam bentuk segar Efek residunya singkat, tetapi keefektifan lama Mudah dibudidayakan, tidak menjadi gulma, atau inang penyakit Bersifat multi guna KELEBIHAN PESTISIDA NABATI Mudah dibuat dengan kemampuan yang terbatas Mudah terurai Tidak meninggalkan residu Dapat diandalkan untuk mengatasi OPT yang telah kebal pada pestisida kimia Tidak meracuni dan merusak tanaman Ramah lingkungan KELEMAHAN PESTISIDA NABATI Daya kerjanya relatif lambat sehingga aplikasinya harus lebih

PENANGANAN PANEN DAN PASCA PANEN PADI

Image
Penanganan pasca panen padi merupakan kegiatan sejak padi dipanen sampai menghasilkan produk antara (intermediate product) yang siap dipasarkan. Kegiatan penanganan pasca panen padi meliputi beberapa tahap kegiatan yaitu pemanenan, penumpukan dan pengumpulan, perontokan, pembersihan, pengangkutan, pengeringan, pengemasan dan penyimpanan serta penggilingan.  Perontokan Penentuan saat panen Ketidaktepatan dalam penentuan saat panen dapat mengakibatkan kehilangan hasil yang tinggi dan mutu gabah/beras yang rendah. Penentuan dilakukan melalui : Pengamatan visual, dilakukan dengan cara melihat kenampakan padi pada hamparan lahan sawah. Umur panen optimal padi dicapai apabila 90-95 % butir gabah pada malai padi sudah berwarna kuning atau kuning keemasan. Pengamatan teoritis, dengan melihat deskripsi varietas padi dan mengukur kadar air dengan moisture tester. Berdasarkan deskripsi varietas padi, umur panen padi yang tepat adalah 30-35 hari setelah berbunga merata atau antara 135-145 hari set

BUDIDAYA PADI MENGGUNAKAN METODE SALIBU

Image
Beberapa strategi yang diperlukan untuk memacu peningkatan produksi beras nasional, antara lain : 1) Perluasan areal tanam dengan mencetak sawah baru, 2) Peningkatan produktivitas lahan dan 3) Perluasan areal panen melalui peningkatan IP (Indeks Panen). Budidaya padi salibu (ratun yang dimodifikasi) dapat memacu peningkatan produksi padi dengan meningkatkan IP (Indeks Panen). Teknologi salibu merupakan teknologi budidaya padi yang spesifik lokasi berbasis kearifan lokal. Salibu merupakan singkatan dari “Salin ibu”. Sistem pertanaman Salibu mirip dengan perlakuan panen beberapa kali pada sayuran kangkung darat (tanpa cabut akar). Artinya ada kesempatan untuk meraih hasil pada panen berikutnya. Sehingga ada juga yang menyebutnya dengan ‘Sekali Tanam Panen Berkali-kali’. Biasanya, sisa batang padi yang sudah dipanen (ratun), beberapa saat kemudian masih dan masih akan tumbuh sisa-sisa tunas dan tunas baru. Dalam sistem salibu, padi yang sudah dipanen tersebut dibiarkan bertunas kembali da