HIDROPONIK

PENGERTIAN HIDROPONIK

Hidroponik berasal dari kata Yunani, yaitu: hydro yang berarti air dan ponos yang artinya daya. Hidroponik juga dikenal sebagai soiless culture atau budidaya tanaman tanpa tanah. Jadi, hidroponik dapat diartikan sebagai budidaya tanaman yang memanfaatkan air dan tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam.

MEDIA TANAM HIDROPONIK

Beberapa media tanam yang digunakan pada hidroponik yaitu: 

1. Rockwoll

Rockwoll dibuat dengan melelehkan kombinasi batu dan pasir dan kemudian campuran diputar untuk membuat serat yang dibentuk menjadi berbagai bentuk dan ukuran.

2. Coconut Coir (Sabut Kelapa)

Coconut Coir dikenal juga sebagai cocopeat, yaitu bahan sisa setelah serat telah dihapus dari kulit terluarnya dari kelapa. Coconut Coir bersimbiosis dengan jamur Trichoderma, yang berfungsi sebagai melindungi akar dan merangsang dan merangsang pertumbuhan akar.

3. Sekam padi

Perlite adalah batuan vulkanik yang telah super panas menjadi kerikil kaca sangat ringan. Material ini juga digunakan sebagai campuran tanah dalam pot untuk mengurangi kepadatan tanah. Perlite memiliki ukuran yang sama. Perlite merupakan perpaduan dari granit, obsidian, batu apung dan basalt. 

4. Pasir

Pasir sering digunakan sebagai media tanam alternatif untuk mengganti fungsi tanah. Sejauh ini, pasir dianggap memadai dan sesuai jika digunakan sebagai mediauntuk penyemaian benih pertumbuhan bibit tanaman, dan perakaran setek batang tanaman.

5. Wood fibre (Serbuk kayu)

Sebruk kayu adalah subtrat organik yang sangat efisien untuk hidroponik. Serbuk kayu telah terbukti mengurangi efek-efek penghambat pertumbuhan tanaman.

6. Kerikil

Jenis yang sama yang digunkan dalam akuarium. Kerikil dapat digunakan asalkan dicuci terlebih dahulu. 

TEKNIK HIDROPONIK

Teknik hidroponik banyak jenisnya, akan tetapi yang paling populer ada 3, yaitu: NFT, DFT, dan WICK

1. NFT (Nutrient Film Technique)

Teknik ini merupakan teknik bertanam hidropinik dengan membagikan nutrisi pada tanaman melalui aliran air yang tipis. Kelebihannya, asupan oksigen lebih banyak, penyebaran nutrisi lebih merata dan pertumbuhan tanaman lebih cepat. Sedangkan kekurangannya, sangat bergantung kepada listrik, tanaman berpotensi layu dan biaya produksi lebih besar. 

2. DFT (Deep Film Technique)

Pada prinsipnya, sistem DFT sama dengan sistem NFT, perbedaannya hanya pada tingkat kedalaman air nutrisi. Volume air nutrisi pada sistem DFT lebih banyak, sehingga air menggenang, tidak seperti NFT yang airnya selalu mengalir.

Kelebihan DFT yaitu nutrisi yang menggenang memungkinkan tanaman dapat menyerap nutrisi lebih banyak dan optimal, teknik DFT menjaga tanaman tidak layu meskipun listrik sedang mati, dan hemat listrik. Sedangkan kekurangannya yaitu, asupan oksigen tidak sebaik NFT karena airnya tergenang, nutrisi tidak terlalu tersirlulasi dan potensi endapan lebih tinggi. 

3. WICK SYSTEM/SISTEM SUMBU

Prinsip sistem sumbu adalah tanaman tumbuh dengan menggunakan sumbu (kain flanel) untuk membantu tanaman menjangkau air nutrisi. Sumbu yang mempunyai daya kapiler, akan mengangkat air nutrisi menuju akar tanaman. Kelebihan sistem sumbu ini adlah bisa dibuat tanpa listrik, lebih mudah, hemat tempat dan biaya operasional lebih murah. Sedangkan kekurangannya perumbuhan lambat, asupan oksigen kurang dan berpotensi menyimpan endapan.

 Saat ini sick sistem/sistem sumbu dapat dibuat lebih sederhana dengan memanfaatkan botol bekas yang dipotong bagian tengahnya, kemudian bagian atas dibalik dan diisi media tanam (tambahkan sumbu, dan bagian bawah menjadi tempat penampungan air nutrisi. 

Kelebihan sistem sumbu yaitu bisa tanpa listrik, lebih mudah, hemat tempat, dan biaya operasional lebih murah.

Kekurangannya, pertumbuhan lambat, asupan oksigen kurang, dan berpotensi menyimpan endapan.

PERALATAN YANG HARUS DISIAPKAN

  1. Media tanam (disesuaikan dengan ukuran tanaman dan netpot)
  2. Benih
  3. Nutrisi (A+B untuk sayuran daun atau buah
  4. Air
  5. Tempat semai/tray semai
  6. Tempat peremajaan
  7. Tempat pendewasaan
  8. Tusuk gigi
  9. Alat siram (sprayer)

TAHAPAN MENANAM

  1. Semai
    • Basahi media tanam dengan air biasa (pastikan tidak banjir
    • Kemudian letakkan benih pada media tanam. Diamkan benih di tempat yang gelap selam 1-2 x 24 jam bergantung jenis benih (tutup dengan penutup supaya benar-benar gelap)
    • Jaga kelembaban benih (jika media tanam kering, basahi dengan air nutrisi [max 1/8 dari kebutuhan dewasa])
    • Seandainya benih sudah sprout (pecah) kenalkan pada cahaya matahari pagi (max 3 jam/hari)
    • Siram secara berkala (pagi dan sore) dengan cairan nutrisi (1/8 – ¼ dari jumlah normal)
    • Lakukan terus sampai tumbuh daun ‘sejati (4 daun) sekitar 7-14 hari
  2. Peremajaan
    • Pastikan tanaman sudah mempunyai daun sejati  (4 daun)
    • Pindahkan tanaman ke tempat tanam remaja
    • Jika akar belum nampak/masih pendek, lengkapi media dengan kain flanel (agar tanaman dapat menjangkau nutrisi)
    • Jumlah nutrisi ditingkatkan
  3. Pendewasaan
    • Pastikan jarak tanam di tempat tanam remaja tidak bisa menampung lebar tanaman
    • Pindahkan tanaman ke tempat tanam yang mempunyai jarak tanam lebih lebar
    • Jumlah nutrisi semakin ditingkatkan lagi
  4. Panen
    • Bayam hijau [30-45 hari]
    • Bayam merah [40-50 hari
    • Daun bawang [60-75 hari]
    • Pakcoy [45-50 hari]

Comments

Popular posts from this blog

BUDIDAYA PADI MENGGUNAKAN METODE SALIBU

PENANGANAN PANEN DAN PASCA PANEN PADI