MEMBUAT KOMPOS DARI LIMBAH RUMAH TANGGA DENGAN KOMPOSTER MINI

Setiap individu dapat dipastikan memproduksi sampah setiap hari. Produksi sampah setiap orang adalah 1-2 liter per hari, 70-80% sampah kota merupakan bahan organik. 80% dari sampah padat di Indonesia merupakan sampah organik, dan diperkirakan dari 78% dari sampah tersebut dapat digunakan kembali.

Sampah organik merupakan limbah yang berasal dari sisa makhluk hidup atau alam seperti manusia, hewan dan tumbuhan yang mudah mengalami pelapukan atau pembusukan seperti sisa makana, sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah organik dapat diolah lebih lanjut menjadi kompos. Kompos adalah pupuk alami  yang terbuat dari bahan-bahan hijauan dan bahan organik lain yang sengaja ditambahkan untuk mempercepat proses pembusukan, misalnya kotoran ternak atau bila dipandang perlu, bisa ditambahkan pupuk buatan pabrik seperti urea.

Pengelolaan sampah organik menjadi kompos telah banyak dilakukan dengan berbagai metode. Pengelolaan sampah yang efektif adalah dari unit terkecil penghasil sampah, yaitu rumah tangga. Untuk mempercepat pembuatan kompos diperlukan bioaktivator seperti Effective Microorganisms 4 (EM4) yang merupakan kultur campuran dalam medium cair berwarna coklat kekuningan, berbau asam dan terdiri dari mikroorganisme yang menguntungkan bagi kesuburan tanah.  Adapun jenis mikroorganisme yang ada dalam EM4 antara lain : Lactobacillus sp., Khamir Actinomycetes, Streptomyces. Selain memfermentasi bahan organik dalam tanah atau sampah, EM4 juga merangsang perkembangan mikroorganisme bagi tanaman, misalnya bakteri pengikat nitrogen, pelarut fosfat dan mikroorganisme yang bersifat antagonis terhadap penyakit tanaman. EM4 dapat digunakan untuk pengompasan, karena mampu mempercepat proses dekomposisi sampah organik. Setiap bahan organik akan terfermentasi oleh EM$ pada suhu 40°-50°C. Pada proses fermentasi akan dilepaskan berupa gula, alkohol, vitamin, asam laktat, asam amino, dan senyawa organik lainnya serta melarutkan unsur hara yang bersifat stabil dan tidak mudah bereaksi sehingga mudah diserap oleh tanaman. Proses fermentasi sampah organik tidak melepaskan panas dan gas yang berbau busuk, sehingga secara naluriah, serangga dan hama tidak tertarik untuk berkembang.

Proses pembuatan kompos dengan pembalikan sampah dan tanpa pembalikan relatif sama, berlangsung cukup baik. lama proses pembuatan kompos tersebut 49 hari. Struktur kompos yang diperoleh dari komposter yang dilakukan pembalikan lebih hancur dibandingkan tanpa pengadukan. Penggunaan komposter cukup efektif untuk digunakan dalam mengkomposkan sampah kota.

Salah satu alternatif pembuatan komposter sederhana skala rumah tangga dapat dibuat dengan memanfaatkan barang bekas di sekitar rumah.

  1. BAHAN MEMBUAT KOMPOSTER
  2. Bahan yang diperlukan untuk membuat komposter adalah sebagai berikut :

    • Ember bekas cat berukuran 25 liter dengan tutupnya
    • Lempengan plastik, untuk saringan
    • Penyangga plastik, untuk menyangga lempengan plastik
    • Kran plastik atau slang plastik kecil
      Bahan

  3. LANGKAH PEMBUATAN KOMPOSTER
    • Pisahkan sampah organik dan non organik
    • Potong kecil sampah organik menjadi 1-2 cm
    • Masukkan sampah organik yang telah dipotong kecil ke dalam komposter
    • Semprot sampah organik dengan bioaktivator (Bisa menggunakan 〖EM〗_4) sampai rata
    • Tutup rapat komposter
    • Lakukan penyemprotan setiap kali memasukkan sampah dan tutup rapat kembali komposter
    • Penambahan sampah dapat dilakukan sampai komposter penuh
    • Diamkan selama ± 14 hari agar terjadi proses pengompasan
  4. PRODUK HASIL KOMPOSTER
    • Pupuk Cair Organik Susulan (POCS) Pupuk cair dikeluarkan dari kran bagian bawah komposter dan dapat langsung dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman dengan menyiram pada tanah di sekitar tanaman, bukan pada batang tanaman
    • Pupuk padat (kompos) Pupuk padat yang diperoleh perlu dikering angikan terlebih dahulu sebelum digunakan
Komposter Mini


Sumber : Buletin Diseminora Volume 12 Tahun 2016

Comments

Popular posts from this blog

HIDROPONIK

BUDIDAYA PADI MENGGUNAKAN METODE SALIBU

PENANGANAN PANEN DAN PASCA PANEN PADI