PENGEMASAN PRODUK HORTIKULTURA

Fungsi Kemasan

Pengemasan adalah aspek yang sangat penting untuk keberhasilan pemasaran. Sebaik apa pun mutu produk saat ditempatkan dalam kemasan, namun jika kemasan tidak berfungsi dengan baik maka produk tetap akan mengalami kerusakan dengan cepat. Tiga fungsi utama kemasan adalah :

  1. Untuk merakit produk ke dalam satu unit yang memudahkan untuk penanganan (unitisasi).
  2. Pelindung produk dari kerusakan mekanis, fisiologis dan/atau kerusakan biologis (proteksi).
  3. Memberikan fasilitas untuk komersialisasi produk (bahan promosi) 

Pada awalnya, kemasan kebanyakan dibuat dari bahan tanaman, seperti anyaman daun, cabang pohon, bambu, dan dirancang untuk dibawa dengan tangan, dijinjing atau dipikul. 

Saat ini, produk dikemas dengan berbagai jenis kemasan yang terbuat dari kayu, karton, jute atau plastik. Pengemasan modern untuk produk segar diharapkan memenuhi persyaratan atau kebutuhan dasar, yaitu: 

  1. Mempunyai kekuatan mekanis yang memadai untuk melindungi produk selama penanganan, trasnsportasi dan saat ditumpuk. 
  2. Tidak dipengaruhi, dalam hubungannya dengan kekuatan mekanis, oleh uap air atau kelembaban yang tinggi. 
  3. Menstabilkan dan mengamankan produk dari pergerakan di dalam kemasan selama penanganan. 
  4. Tidak mengandung bahan kimia yang mungkin dapat berpindah ke dalam produk dan beracun terhadap produk atau manusia. 
  5. Sesuai dengan kebutuhan pasar dalam hubungannya dengan berat, ukuran dan bentuk. 
  6. Memungkinkan untuk pendinginan secara cepat terhadap produk di dalamnya dan/atau memberikan insulasi yang baik dari panas luar. 
  7. Sebagai barier gas (seperti film plastik) dengan permeabilitas memadai terhadap gas respirasi, sehingga kondisi anaerobik dapat dicegah. 
  8. Mudah dibuka/ditutup untuk pemasaran produk. 
  9. Memberikan identitas terhadap produk, instruksi penanganan dan membantu presentasi ritel melalui labeling yang baik. 
  10. Melindungi dari sinar (seperti untuk kentang) atau harus transparan (seperti untuk anggrek).
  11. Memberikan kemudahan kalau dibuang, digunakan kembali atau daur ulang. 
  12. Efektif biaya dalam hubungannya dengan nilai produk dan tingkat kebutuhan perlindungan. 

Keragaman jenis dan bentuk kemasan semakin berkurang karena adanya standarisasi kemasan. Unitisasi (seperti penggunaan palet) dan penanganan mekanis (seperti penggunaan garpu pengangkat) membuat standarisasi penting secara ekonomis. 

Rancangan Kemasan

Kondisi tempat di mana kemasan akan digunakan harus dipertimbangkan sehingga rancangan dapat dibuat seteliti mungkin. Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam merancang kemasan sehingga kemasan tersebut berfungsi dengan baik jika ditempatkan pada sistem distribusi, adalah:

  1. Kondisi lingkungan (khususnya kelembaban)
  2. Ukuran
  3. Bentuk 
  4. Kekuatan struktur
  5. Berat dalam satu susun palet
  6. Ekonomis 
  7. Modus dari transportasi 
  8. Jalur transportasi 
  9. Sistem penanganan 

Parameter Kemasan

Ada dua grup parameter yang digunakan untuk mengembangkan kemasan produk hortikultura, yaitu parameter struktur dan fungsi.

  1. Parameter struktur 
  2. Jika kemasan akan ditumpuk, maka produk dihadapkan pada stres akibat penumpukan. Semakin tinggi tumpukan dan semakin berat produknya, stress semakin tinggi. Stress karena tekanan ini harus menjadi bahan pertimbangan untuk merancang kekuatan kemasan.

    Kekuatan kemasan plastik polistiren adalah tinggi, namun kekuatan kemasan yang terbuat dari karton (fibreboard) tergantung pada:

    1. Sumber dan mutu dari karton yang digunakan. 
    2. Ketebalan karton. 
    3. Panjangnya serat pada lembaran karton. 
    4. Jarak antarkorugasi di tengah lembaran karton. 
    5. Lamanya waktu penggunaannya dengan produk di dalamnya 

    Karton (fibreboard) terbuat dari tiga lembar lapisan; dua lembar halus pada bagian luar yang direkatkan oleh lembaran korugasi pada bagian dalamnya. Semakin sempit jarak antara individu korugasi, semakin kuat kemasan. Perusahan pembuat kemasan biasanya diminta untuk memproduksi kemasan sekuat mungkin dengan harga murah. Karton pemisah (devider) biasanya ditambahkan di dalam kemasan untuk menahan berat sehingga meningkatkan kekuatan kemasan. 

    Fibreboard menyerap uap air yang murunkan kekuatannya. Jika kemasan fibreboard ini dibiarkan dalam udara lembab untuk periode waktu lama, maka harus dilapisi lilin untuk mencegah penyerapan uap air. Pelapisan lilin berperan sebagai barier uap air untuk fibreboard dan mencegah produk dari kehilangan air, serta menambah kekuatan kemasan. Ini akan menambah biaya kemasan. 

    Jika kita ingin menjumlahkan stress yang dialami kemasan selama distribusinya, maka sistem secara total harus diuji. Untuk pasar domestik, pengujian mungkin tidak terlalu sulit, namun untuk kemasan yang ditujukan untuk ekspor, maka kemasan harus mampu bertahan dari sistem penanganan yang berlaku di negara import. Pada Lembar bagian luar Lembar terkorugasi Jarak antara korugasi. Pasar-pasar tertentu, penanganan sering cukup kasar, sehingga kekuatan tambahan harus diberikan saat merancang kemasan tersebut. 

  3. Parameter fungsi

  4. Parameter fungsi meliputi fungsi kegunaan, ekonomi, ventilasi, komunikasi dan identifikasi. Kemasan harus dirancang sesuai dengan sistem penanganan yang digunakan. Hal Ini berhubungan dengan standar kemasan yang menyesuaikan dengan standar palet yang digunakan. Kemasan harus juga mempertimbangkan kebutuhan pasar dalam hal ukuran, bahan kemasan, dan bentuk atau jenis kemasan. 
    Jika akan merancang kemasan baru, maka semua biaya yang terlibat harus diperhitungkan dengan baik dalam sistem distribusinya. Ini meliputi biaya bahan kemasan, tenaga kerja, modifikasi sistem penanganan dan pengemasan dan kemungkinan terjadinya perubahan-perubahan pada produk. Secara umum, pertimbangan-pertimbangan ekonomis yang harus diperhatikan adalah: 
    • Biaya kemasan; biaya komponen kemasan, biaya pembuatannya, biaya bahan lainnya seperti liners atau lapisan dalam kemasan, trays atau lapisan tatakan buah yang biasanya berupa mangkokan-mangkokan, biaya penyimpanan dari komponen kemasan dan sebagainya.  
    • Biaya pengemasan; adaptasi terhadap sistem distribusi mekanis, pengaruh terhadap operasi pengemasan, pengaruh terhadap efisiensi tenaga kerja, jumlah tahapan pengemasan yang diperlukan, dan biaya modifikasi fasilitas pengemasan. 
    • Biaya penanganan; pengaruh terhadap efisiensi penumpukan di atas palet, pengaruh terhadap biaya strapping, tenaga kerja dan bahan, adaptasi dengan berbagai bahan palet dan substitusinya seperti trolleys. 
    • Biaya pemasaran; pengaruh terhadap densitas isian dalam ruang penyimpanan dan kendaraan transport; tenaga dan peralatan khusus yang dibutuhkan untuk penanganan, dan adaptasi kemasan sebagai unit pajangan. 
    • Biaya dari nilai produk; pengaruh kemasan dalam modifikasi kemunduran produk; nilai reputasi “brand” terkait dengan penampilan kemasan. 
Standarisasi Kemasan
Sekarang ini, banyak sekali kemasan yang digunakan dalam sistem distribusi. Beberapa mempunyai ukuran standar (cocok untuk palet standar 1165 mm2 / Standard Australia dan 120 x 80 cm atau 120 x 100 cm untuk standar Eropa).

Kemasan yang tidak standar akan mengalami permasalahan dalam distribusinya. Dengan banyaknya dimensi kemasan yang beredar, bentuk dan jenisnya dalam sirkulasi jaringan distribusi lokal, antarpropinsi dan internasional, maka terjadi ketidakefisienan serta susut produk yang tinggi. 

Banyak kemasan tidak sesuai untuk manajemen suhu yang baik atau kemampuan penanganan oleh tanaga manusia. Akibatnya, susut produk tinggi akibat kerusakan mekanis dan cepatnya kemunduran selama transportasi. 

Keuntungan dari kemasan yang terstandarisasi adalah: 
  1. Mudah dan cepat untuk penanganannya. 
  2. Secara ekonomis memperbaiki efisiensi dengan mengurangi penggunaan tenaga kerja pada keseluruhan segmen sistem distribusi. 
  3. Memudahkan dalam pengisian kendaraan transport. 
  4. Penggunaan ruang secara maksimum.

      Contoh : Gambar oleh Daniel Albany dari Pixabay


Comments