PENANAMAN HIJAUAN PAKAN TERNAK YANG BERKUALITAS

Peningkatan populasi ternak masih tergantung pada kemampuan suatu wilayah (carrying capacity) untuk menyediakan tanaman untuk pakan ternak. Hilangnya areal padang penggembalaan umum serta pengurangan lahan untuk peruntukan non pertanian dan ekstensifikasi pertanian mengakibatkan luas areal sumber tanaman pakan ternak semakin berkurang. 

Dalam usaha peternakan pakan merupakan faktor yang sangat menentukan. Pakan ternak ruminansia seperti sapi, kambing, domba atau kerbau sebagian besar berupa hijauan. Bagi para peternak yang lebih maju umumnya juga telah memberi pakan konsentrat terutama untuk penggemukan (ternak potong) dan induk laktasi (ternak perah). Sedangkan pada ternak monogastrik seperti ayam, itik, dan babi. Konsentrat merupakan pakan utama. Akhir-akhir ini dengan mahalnya harga pakan (konsentrat) yang tidak sebanding dengan peningkatan harga produk ternak, menyebabkan peternak resah.

Sebagai alternatif, disarankan penggunaan tanaman leguminosa (pohon) sebagai sumber protein selain rumput sebagai pakan utama. Tanaman leguminosa (pohon) yang mudah ditanam dan mengandung protein tinggi adalah gamal, lamtoro, kaliandra dan turi.

1. Gamal (Gliricidia sepium)

Pohon gamal merupakan tanaman leguminosa pohon yang banyak tumbuh di daerah tropis. Tanaman dapat hidup dengan baik pada berbagai kondisi tanah, tetapi tidak tahan terhadap air yang tergenang. Rata-rata curah hujan yang baik bagi pertumbuhan gamal berkisar antara 800-1700 mm/tahun. Tanaman ini dapat tumbuh pada tanah kering dengan musim kemarau panjang (lebih dari 6 bulan).

Produksi daun gamal dengan selang waktu pemotongan 3 bulan mencapai 43.000 ton atau sekitar 8-11 ton bahan kering per hektar per tahun. Kandungan zat makanan dari bahan kering adalah protein kasar 20.68%, serat kasar 14.64%, lemak 4.75%, dan abu 8.8%.

Penanaman tanaman gamal biasanya diperbanyak dengan stek batang, sedangkan dengan biji jarang dilakukan. Stek batang yang baik berasal dari batang bagian bawah dan tengah yang telah berumur lebih dari 10 bulan. Diameter stek antara 3-4 cm dan panjang stek 50-100 cm. Stek batang sebaiknya disemaikan dulu dalam kantong plastik, kemudian setelah tumbuh tunas 15-20cm atau berumur 2-3 bulan dipindahkan ke lapang. Dapat pula stek langsung ditancap di tanah. Jarak tanam  yang biasa dipakai 50x59 cm atau 100x100 cm dengan jarak antar barisan 2 m. 

Untuk mendapatkan hasil yang tinggi pemberian pupuk buatan maupun pupuk kandang dapat dianjurkan. Pupuk P dapat diberikan 25-40 kg/ha/tahun, sedangkan pupuk kandang tergantung kondisi lahan.

Pemotongan pertama pohon gamal dianjurkan setalah tanaman berumur 1,5 tahun dengan selang waktu pemotongan selanjutnya 3 bulan sekali.

2. Lamtoro (Leucaena leucocephala)

Lamtoro sudah dikenal di Indonesia sejak lama, dengan nama daerah kemelandingan, petai cina atau peuteuy selong. Tanaman ini tumbuh baik di daerah tropis dan sub tropis, dan dapat tumbuh di dataran rendah sampai dataran tinggi dengan kondisi tanah berbatu atau lempung.

Produksi daun lamtoro segar sekitar 60-70 ton atau 20 ton bahan kering per hektar per tahun. Komposisi kandungan zat makanan dari bahan kering adalah protein kasar 27,80%, lemak 3,20%, BETN 55,10%, serta kasar 10,40%, dan mineral 3,40%

Penanaman kebutuhan benih lamtoro untuk 1 ha lahan sekitar 20-45 kg. Jarak tanam tergantung pada tujuan penanaman dan kondisi tanah. Sebagai tanaman tunggal jarak tanam yang digunakan adalah 1x1 m sebagai tanaman dan sebagai tanaman pagar 50x50 cm.

Pemupukan dilakukan dengan pemberian pupuk P sebanyak 25-30 kg/ha/tahun, sedangkan pupuk kandang disesuaikan dengan kondisi lahan.

Panen pertama dilakukan setelah tanaman berumur 6-9 bulan dan pemotongan berikutnya setiap 3-4 bulan dengan tinggi pemotongan 1-1,5 m dari permukaan tanah.

3. Kaliandra (calliandra calothyrsus Meissn)

Kaliandra merupakan tanaman leguminosa pohon yang banyak di tanam di hutan lereng dan tegalan. Tanaman ini dikenal sebagai tanaman serbaguna yang dapat dimanfaatkan untuk penghijauan, pencegah erosi, kayu bakar dan makanan ternak. Kaliandra mempunyai keuntungan lebih dibandingkan dengan lamtoro, karena tanaman ini toleran terhadap tanah asam, dapat menghasilkan biji sepanjang tahun, dan tahan terhadap kutu loncat. 

Produksi Kaliandra dengan selang waktu pemotongan 2-3 bulan berkisar 10-15 ton per hektar. Komposisi kandungan zat makanan dari bahan kering adalah protein kasar 24%, eter ekstrat 4-5%, abu 5-7%, NDF 24-34%, ADF 28%, selulosa 15% dan lignin 10-11,9%.

Penanaman tanaman kaliandra dapat dikembangkan dengan biji. Biji terlebih dahulu dicelupkan ke dalam air panas (80˚C) selama 3 menit, kemudian direndam  dalam air dingin selama 24 jam. Setelah berkecambah, bibit dipindahkan ke persemaian berupa kantong plastik atau bedengan. Tanah persemaian dicampur dengan pupuk kandang agar benih yang ditanam cepat tumbuh. Setelah tanaman berumur 2-3 bulan (persemaian) dapat dipindahkan ke lapang. Jarak tanam 1x1 m atau 2x0,5 m. Kebutuhan bibit untuk 1 ha sekitar 10.000 pohon.

Pupuk untuk tanaman kaliandra berupa pupuk P sebanyak 30 kg/ha/tahun, walaupun tanaman kaliandra mempunyai rhizobium atau pengikat N udara.

Panen dilakukan apabila pohon sudah rimbun atau mencapai ketinggian 3-5 m, dan untuk panen biji paling biak dilakukan pada tahun kedua setelah tanam.

Selang waktu pemotongan tergantung pada kesuburan tanaman dan dianjurkan 2-3 bulan sekali. Tinggi pemotongan pertama 75-100 cm dari permukaan tanah yang bertujuan untuk menghindari pemotongan batang utama.

4. Turi (Sesbania grandiflora leaves)

Turi termasuk tanaman leguminosa pohon yang banyak tersebar secara alami. Pohonnya kecil, berbatang lurus, tidak banyak cabang dengan tinggi dapat mencapai 10-15 m. Tanaman ini tumbuh pada kondisi tanah subur sampai kurang subur seperti tanah gembur, lempung dan tanah berpasir, tetapi kurang tahan terhadap genangan air. Turi berpotensi menyediakan hijauan makanan ternak yang berkualitas baik dan bila dipotong pada waktu yang tepat akan menghasilkan hijauan yang cukup banyak terutama pada musim kering di mana rumput sangat terbatas. Selain  itu, tanaman ini juga bermanfaat untuk penghijauan, tanaman pelindung, tanaman pagar dan sebagai bahan baku industri kertas.

Produksi daun turi relatif lebih rendang dibandingkan produksi hijauan lainnya yaitu berkisar 2-3 ton per hektar per tahun. Komposisi kimia daun turi dari bahan kering adalah protein kasar 25,80%, NDF 31,50%, abu 8,4%,  lemak 6,9%, kalsium 2,2%, dan fosfor 0,3%

Penanaman dilakukan dengan bibit yang sudah berumur 1 bulan dari persemaian. Jarak tanam tergantung pada sistem penanaman, luas laham, kesuburan tanah atau kebutuhan. Jarak tanam antar larikan berkisah 1,5 m dan di dalam larikan 1 m. kebutuhan bibit sekitar 6000-6500 tanaman/ha. Panen pertama dianjurkan setelah tanaman berumur 4-6 bulan dengan cara memangkas habis semua daun dan ranting. Selang pemotongan selanjutnya dilakukan setiap 3-4 bulan atau tergantung pada kondisi tanaman.

hijauan pakan ternak, daun pakan ternak, makanan ternak
Hijauan Pakan Ternak


Sumber : Sinartani, edisi 1-7 Oktober 2014 No. 3576 Tahun XLV


Comments